Kuantitas Tukar Rupiah Melemah ke Level Mata Uang Rupiah 16.283, Begini Respons Jokowi

Redaksi Media June 11, 2024 11:54 am . 2 min read

Kuantitas Tukar Rupiah Melemah ke Level Mata Uang Rupiah 16.283, Begini Respons Jokowi

Reporter: | Editor:

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Skor tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Awal Minggu (10/6). Mengutip Bloomberg, rupiah ke pangsa spot ditutup turun 0,54% ke kedudukan Mata Uang Rupiah 16.283 per dolar AS.

Sedangkan di Ibukota Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesi (BI), kurs rupiah juga melemah 0,44% ke level Rupiah 16.290 per dolar AS.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan, semua negara ini mengalami hal yang mana sama, yakni mata uangnya tertekan terhadap kurs dollar AS.

Baca Juga:

Menurutnya, ketidakpastian global memang benar menghantui semua negara. “Tapi menurut saya kalau masih pada hitungan Rupiah 16.200-Rp16.300 masih tempat yang mana baik,” ujar Jokowi ditemui usai hadir di acara HUT Hipmi ke-52 di Jakarta, Hari Senin (10/6).

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan, bursa fokus pada pertarungan The Fed mendatang, dengan kebijakan suku bunga yang akan dirilis pada Rabu (12/6).

Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga masih stabil.

Berita Terkait:

Persepsi Penggunawan Terhadap Kondisi Perekonomian 6 Periode ke Depan Turun

Persepsi Pengguna Terhadap Kondisi Perekonomian 6 Periode ke Depan Turun

“Namun isyarat apa pun mengenai kebijakan di masa depan akan diawasi dengan ketat, teristimewa setelahnya tanda-tanda ketahanan naiknya harga AS, lalu lingkungan ekonomi tenaga kerja Amerika Serikat baru-baru ini,” kata Ibrahim, Hari Senin (10/6).

Baca Juga:

Ibrahim mengatakan, beberapa jumlah pejabat The Fed sudah pernah memberi peringatan bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih tinggi lama di menghadapi pemuaian yang digunakan tinggi, lalu kekuatan lingkungan ekonomi tenaga kerja. Informasi nonfarm payrolls yang digunakan kuat pada hari terakhir pekan (7/6), menguatkan gagasan ini.

“Sebelum langkah The Fed pada Rabu, data naiknya harga indeks nilai tukar konsumen utama juga tersedia pada minggu ini, juga diperkirakan menunjukkan naiknya harga terus terpencil pada melawan target tahunan sebesar 2% pada bulan Mei,” ucap Ibrahim.