Kegiatan serah terima santri baru Pondok Pesantren Mamba’ul Bayan Nahdlatul Wathan berlangsung Khidmat. Ustadz Kamah Yudiarto, QH.,S.Sy.,S.Sos, selaku Pimpinan Pondok Pesantren menerima secara simbolis dua santri yang diserahkan oleh perwakilan wali santri. Peresmian sebagai santri baru ditandai dengan prosesi penyerahan santri yang diistilahkan dengan “Nyerah Mayung Sebungkul”.
Acara yang disaksikan para wali santri dan tamu undangan itu berlangsung pada Ahad, 10/07/2024 di Aula Ponpes Mamba’ul Bayan NW, Desa Mumbul Sari Kec. Bayan, Kab. Lombok Utara.
Acara serah terima ini adalah peninggalan ajaran Almagfurulah Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, pada masa hayatnya. Di mana, beliau setiap tahun ajaran baru pendidikan selalu mengadakan kegiatan serah terima santri baru yang dikenal dengan ‘Nyerah Mayung Sebungkul’ (menyerahkan anak seutuhnya oleh orang tua kepada sang guru dengan ikhlas untuk digembleng menjadi anak yang sukses).
“Tradisi inilah yang kita lanjutkan untuk mengambil berkah dari beliau sebagai pendiri Madrasah NWDI, NBDI dan Organisasi Nahdlatul Wathan yang kini telah memiliki lebih dari 2.400 Pondok Pesantren di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Ponpes Mamba’ul Bayan ini. Jadi untuk memulai belajar orang tua harus menyerahkan anaknya secara ikhlas untuk diajar, dididik, dibina menjadi pejuang agama melalui organisasi Nahdlatul Wathan”.
Dalam sambutannya, Ust. Kamah meyakinkan kepada santriwan – santriwati dan para walinya bahwa belajar atau menitipkan anak di pondok pesantren merupakan langkah tepat sebagai usaha mewujudkan generasi yang unggul. Hal mendasar bagi orang tua yang harus dilakukan adalah keikhlasan yang bermakna sungguh-sungguh. Tanamkan niat memondokkan anak dengan basmallah disertai doa bagi ananda agar betah, kerasan, belajar dengan tekun untuk mendapatkan ilmu dari Allah. Juga doa kepada asatidznya agar senantiasa diberikan kesehatan dan kesabaran serta semangat mendidik anak-anak.
“Memondokkan anak harus diniati dengan basmallah. Plungguh semua termasuk mujahid. Yakni orang yang berjuang dan memperjuangkan anak di lembaga pendidikan pesantren,” terang Ust Kamah, Mumbul Sari ini dengan mengutip sebuah ayat al Qur’an.
Dijelaskan pula, para orang tua yang memondokkan anaknya di Ponpes Mamba’ul Bayan NW itu langkahnya berada di trek yang benar untuk mewujudkan generasi unggul, generasi hebat, jujur dan generasi yang peduli kepada NKRI.
“Tidak cukup NKRI disemboyankan, tetapi NKRI harus dilakukan, harus diberdayakan, harus dikomunikasikan dan menjadi sebuah komitmen bersama untuk mewujudkan baldatun thayyibatun warabbun ghafuur,” tandas Pimpinan Pondok Pesantren Mamba’ul Bayan.
Dihadapan para tamu undangan dan santri dan wali santri, Pimpinan juga memberikan informasi terkait ikhtiar-ikhtiar yang dilakukan jajaran badan pembina dan pengelola PP Mamba’ul Bayan dalam upaya mewujudkan santri yang Mandiri, Taqwa dan Prestasi dengan menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga.
Acara penyerahan Mayung Sebungkul diakhiri dengan prosesi Cukuran Massal santri baru yang berjalan dengan penuh khidmat. (MH)