Harita gunakan slag nikel untuk unsur proses pembuatan juga penyubur tanah

Ibukota – Korporasi tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel, menginisiasi pemanfaatan sisa hasil pengolahan atau slag nikel dari smelter feronikel di Pulau Obi, Maluku Utara sebagai komponen proses pembuatan kemudian penyubur tanah bagi reklamasi lahan tambang.

"Inisiasi pemanfaatan slag nikel sebagai pembenah tanah itu memang benar masih di tahap uji coba skala laboratorium. Namun dari hasil uji coba yang dimaksud dilakukan,  ia optimistis dapat memperbesar skala pemanfaatan slag nikel tersebut," kata Green Ekstraksi Manager Harita Nickel, Retno Dewi Handayani ketika diskusi DETalk dengan tema "Peran Korporasi Ekstraktif pada Memelihara Keseimbangan Lingkungan" yang mana diselenggarakan Bumi Energi secara daring dalam Jakarta, Selasa.

Retno menjelaskan slag nikel yang diuji Harita ternyata juga mengandung unsur hara yang tersebut baik untuk tanah.

"Slag nikel ternyata mengandung Si serta Mg yang cukup besar menjadi peluang hara bagi tanaman. Dan juga secara fisik slag nikel ini 99 persen itu berbentuk pasir yang mana tentunya akan membantu situasi tanah nikel yang mana padat pasca diberi slag nikel menjadi gembur lalu menerima air," jelas Retno.

Penelitian dikerjakan di rumah kaca laboratorium silvikultur Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan dan juga Lingkungan IPB. Uji coba menggunakan media tanam yang tersebut didatangkan dari areal pertambangan yang digunakan terdiri dari overburden, slag nikel, top soil, juga slag nikel dengan 6 perlakuan komposisi media tanam untuk setiap jenis cover crop kemudian pohon.

Jenis cover crop (tanaman pelindung) yang mana digunakan adalah kacang centro, rumput bede, lalu sereh wangi sedangkan jenis pohon adalah sengon, kayu putih, jabon merah lalu pala. Jenis-jenis yang disebutkan umumnya yang ditanam pada areal reklamasi.

"Untuk target yang digunakan ingin dicapai jangka pendek adalah kami sedang merencanakan uji coba skala lapangan. Untuk target jangka panjangnya ialah bila memang sebenarnya hasil dari uji coba ini bisa saja diaplikasikan tentunya kami berharap dapat bermetamorfosis menjadi komponen untuk penimbunan lahan bekas tambang yang mana merupakan bagian tahapan penataan lahan," kata Retno menjelaskan.

Reklamasi area bekas tambang yang dilaksanakan Harita Nickel sudah mencapai ±200 hektar (ha). Selain itu, Harita pada melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan tak cuma melakukan pengelolaan reklamasi saja, tapi juga melakukan pengelolaan dan juga pemantauan yang tersebut memang benar berubah menjadi kewajiban perusahaan sesuai dokumen RKL lalu RPL dari Amdal, baik pengelolaan pemantauan terhadap air, udara, tanah di antaranya pemantauan ekologi perairan. Kemudian tak belaka melakukan pemantauan flora dan juga fauna darat, tapi juga ekologi perairan.

"Tentunya kami pada melakukan kegiatan reklamasi mengacu pada rencana reklamasi yang telah lama mendapatkan persetujuan dari pemerintah kemudian sudah ada kami tempatkan jaminan reklamasi. Dalam rangka pencairan jaminan reklamasi akan dikerjakan kegiatan evaluasi lapangan. Jadi kami berupaya untuk berubah menjadi perusahaan yang tersebut patuh terkait peraturan lalu kewajiban yang dimaksud berubah menjadi dasar pada operasi perusahaan pada dokumen Amdal," ujar Retno.

Pembicara lainnya Ali Ahmudi Achyak, Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS), menyatakan inisiatif reklamasi lalu pengelolaan limbah pengolahan nikel sudah ada sewajarnya dijalankan perusahaan tambang yang dimaksud telah lama mengambil sumber daya alam.

Ia mengkaji inisiatif pemanfaatan limbah produksi nikel dapat jadi terobosan penting untuk mempercepat penanganan limbah yang dihasilkan dari kegiatan tambang.

"Saya mendengar tadi pada Harita setelahnya direklamasi binatangnya ada lagi, itu artinya mereka merasa nyaman, memang sebenarnya bukan mungkin saja sempurna tapi minimal mendekati. Seringkali kita temukan bekas lahan tambang yang tersebut sudah ada jadi danau. Tapi harus kita akui, ke Indonesia ada juga perusahaan seperti Harita namun ada juga pemain yang digunakan tidak ada fair, cenderung ambil keuntungan tambahan besar tapi tinggalkan permasalahan ke anak cucu kita," jelas Ali.

Dia mengingatkan untuk meningkatkan kolaborasi di memelihara keseimbangan lingkungan di dalam lahan-lahan sekitar area operasi.

Artikel ini disadur dari Harita gunakan slag nikel untuk bahan konstruksi dan penyubur tanah

Menasional.com menyajikan berita virtual dengan gaya penulisan bebas dan millenial. Wujudkan mimpimu, Menasional bersama kami

You might also like
Follow Gnews