Bea Cukai Telah Keluarkan 26.415 Kontainer yang dimaksud Tertahan di dalam Pelabuhan

Redaksi Media June 11, 2024 9:34 am . 2 min read

Bea Cukai Telah Keluarkan 26.415 Kontainer yang dimaksud Tertahan di dalam Pelabuhan

Reporter: | Editor:

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Direktorat Jenderal Bea Cukai, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan sebanyak-banyaknya 26.415 kontainer yang dimaksud tertahan ke pelabuhan Tanjung Priok kemudian Tanjung Perak semuanya telah terjadi dikeluarkan.

“Kontainer sudah ada selesai. Kemarin kan telah 95%. Sekarang telah 100%. Tapi untuk tanggal persisnya (selesai) saya lupa,” kata Direktur Jenderal Bea Cukai , Askolani di Kompleks DPR RI, Mulai Pekan (10/6) malam.

Sebelumnya, pemerintah resmi memberikan relaksasi kebijakan larangan pembatasan barang impor guna mengatasi kendala perizinan impor lalu penumpukan kontainer pada beberapa pelabuhan.

Baca Juga:

Hal ini imbas dari berlakunya Permendag Nomor 36 Tahun 2023 yang tersebut telah lama berlaku sejak 10 Maret 2024 lalu. Pengetatan yang dimaksud mengakibatkan setidaknya 17.304 kontainer ke Pelabuhan Tanjung Priok lalu 9.111 kontainer pada Tanjung Perak tertahan.

Oleh sebab itu, pemerintah merevisi aturan yang dimaksud melalui Permendag Nomor 8 Tahun 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa penumpukan kontainer yang disebutkan akan mengganggu perekonomian Indonesia salah satunya bidang manufaktur akibat pasokan material baku tertahan.

Berita Terkait:

Persepsi Penggunawan Terhadap Kondisi Perekonomian 6 Periode ke Depan Turun

Persepsi Pengguna Terhadap Kondisi Perekonomian 6 Periode ke Depan Turun

Baca Juga:

“Ini memunculkan tentu semata berdampak terhadap kegiatan ekonomi, teristimewa untuk impor barang materi baku yang digunakan dibutuhkan untuk supply chain kemudian kegiatan-kegiatan manufaktur Indonesia,” ujar Sri Mulyani di Forum Pers pada Tanjung Priok, Hari Sabtu (18/5).

Kontainer yang tersebut didominasi oleh komoditas besi baja, tekstil, item tekstil, hasil kimia, hasil elektronik, juga komoditas lainnya yang dimaksud belum dapat mengajukan dokumen impornya, oleh sebab itu terhambat oleh persetujuan impor (PI) atau pertimbangan teknis (Pertek) dari kementerian terkait.