Menasional.com – Press Release, Rumah Quran Nahdlatul Wathan Lombok, menghafal sepenuh hati murojaah sampai nanti. Begitulah jargon dari pondok tersebut, jargon yang selalu mampu menggetarkan jiwa para santri.
Rumah Quran Nahdaltul Wathan Lombok berfokus di bidang Al-Quran, siapa yang masuk ke pondok tersebut berarti ia bersiap untuk disibukan bersama Al Quran. Kesibukan para santri bersama Al Quran tentu menjadi ladang pahala yang besar bagi wali santri yang menyantrenkan putra putrinya disana.
Bayangkan saja, 24 jam mereka bersama Al Quran. Setiap hembusan nafas mereka bernilai ibadah. Mulai dari tidurnya hingga tertidur kembali selalu terhias dengan lantunan Al Quran, baik dari lisan mereka maupun murottal yang terus berputar membalut pendengaran mereka. Sehinga tak jarang tempat yang sesederhana itu selalu menjadi primadona bagi para pecinta kebaikan dan menjadi penjara bagi para pecinta kemaksiatan.
Rumah Quran Nahdlatul Wathan Lombok di dalam mengizinkan atau membolehkan para santri menghafal, tentu tidak semudah yang para wali santri bayangkan. Ada beberapa tahapan atau prosedur yang harus dilakoni para santri dalam menghafal. Berikut beberapa prosedur yang harus dilewati oleh para santri Rumah Quran Nahdlatul Wathan Lombok dalam menghafal.
Kelas I’dat adalah kelas yang tugas dan fungsinya untuk memperbaiki dan mengubah karakter para santri, mulai dari gaya bahasa, bicara, sopan dan santunnya terhadap guru dan sesama. Atau yang mashyur di kalangan para santri, kelas ini di namai kelas perbaikan atau penyesuaian. Kelas ini biasanya di isi oleh kelas satu atau santri baru. Dan kelas ini diikuti paling lama satu bulan. Secara kesimpulan kelas ini haruskan para santri berakhlaq terlebih dahulu baru boleh menghafal, karena bagaimana mau menghafal jika akhlaq tidak bagus.
Di dalam kelas Tahsin ini para santri mengikuti tiga kelas yang meliputi:
Setelah bagus dalam bacaannya dari tahsin satu sampai tahsin tiga, barulah kemudian penanggung jawab halaqoh membuat surat rekomendasi untuk selanjutnya diuji ke Mudirul Ma’had. Setelah dinyatakan lulus, barulah di bacakan berita acara kelulusan ke kelas selanjutnya di depan semua santri.
Adapun lingkup penilaian dalam kelas tahsin mencakup fashohah(kelancaran), tartil(irama), tajwid(hukum bacaan) dan makhroj(hak huruf) dan adab(karakter). Dan di kelas inilah santri biasanya diuji kesabarannya, karena durasi waktu yang cendrung lama yakni enam bulan atau satu semester.
Di kelas ini santri akan dibagi halaqohnya sesuai fase atau golongan hafalannya, mulai dari:
Fase satu, mulai dari yang jumlah hafalannya 1-5 juz
Fase dua, mulai dari yang jumlah hafalannya 5-10 juz
Fase tiga, mulai dari yang jumlah hafalannya 11-15 juz
Fase empat, mulai dari yang jumlah hafalannya 16-20 juz
Fase lilma, mulai dari yang jumlah hafalannya 21-25 juz
Fase enam, mulai dari yang jumlah hafalannya 26-30 juz
Adapun jumlah ziadah santri hanya diwajibkan satu lembar perhari dan tidak boleh lebih dari itu.
Kata tasri’ berasal dari bahasa arab yang berarti (percepatan), kelas ini selalu menjadi primadona bagi para santri, karena di kelas ini para santri diberi waktu lebih untuk menuntaskan hafalan. Adapun jumlah ziadahnya, santri minimal ziadah perhari satu lembar dan maksimal tak terhingga. Adapun syarat untuk mengikuti kelas ini sebagai berikut.
Dan kelas ini didominasi dari kalangan santri dauroh dan santri yang dari segi kemampuan menghafalnya lebih cepat dan sungguh-sungguh.
Kelas ini diikuti oleh santri yang sudah menyelesaikan ziadah 30 juznya. Adapun setoran santri di kelas ini diwajibkan perhari 2,5 lembar. Dan setiap tiga bulan wajib mengikuti ihktibar 5 juz sekali duduk.
Kelas ini dikhususkan bagi santri yang sedang berada di kelas mutqin, untuk dibekali ilmu tambahan seperti, ilmu nahwu sharef, bahasa inggris, bahasa arab, fiqih, dan lain-lain. Special dari kelas ini yaitu dibimbing langsung oleh mudirul ma’had.
Demikianlah prosedur bolehnya menghafal bagi para santri dan santriwati Rumah Quran Nahdlatul Wathan Lombok. Jadi walaupun basic pondok tersebut Al-Quran, tetapi untuk bolehnya menghafal, para santri dan santriwati harus mengikuti proses yang sangat lama dan ketat.
Semoga tulisan ini bisa membantu para pembaca untuk mewujudkan cita-cita mulianya. Wallahu a’lam.
Menasional.com menyajikan berita virtual dengan gaya penulisan bebas dan millenial. Wujudkan mimpimu, Menasional bersama kami