Keberlanjutan RI Via Hilirisasi: Transformasi ESDM Ala Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) di beragam kesempatan kerap kali menegaskan Tanah Air harus terus mengupayakan penanaman modal guna meningkatkan hilirisasi, membuka lapangan kerja baru, kemudian merancang kemitraan dengan pelaku bisnis lokal. Bagi yang dimaksud belum memahami konsep hilirisasi, secara sederhana, proses lanjut atau penghiliran adalah sebuah serangkaian mengolah komponen baku menjadi barang siap pakai guna mengoptimalkan nilai jual barang serta memberi nilai tambah pada item yang dimaksud dijual.

Dengan kekayaan alam yang digunakan melimpah, Tanah Air pada saat ini sedang menjalani periode perubahan struktural yang mengesankan ke sektor Tenaga kemudian Narasumber Daya Mineral (ESDM). Langkah-langkah yang dimaksud diterapkan oleh presiden memunculkan era pengembangan lebih lanjut yang digunakan menonjolkan tekad serta komitmen untuk mengarahkan negeri ini ke masa depan yang tersebut lebih besar berkelanjutan, efisien, lalu progresif pada menjalankan sumber daya negara.

Salah satu pencapaian penting di beberapa bulan terakhir adalah membuka Kilang Minyak Tangguh Train 3 pada Teluk Bintuni, Papua Barat. Kilang itu menjadi bagian integral dari inisiatif Kebijakan Pemacu Pelaksanaan Penyertaan Modal yang mana diharapkan dapat meningkatkan produksi gas banyaknya 12 miliar Standar Kuantitas per hari.

Komitmen pemerintah untuk melibatkan 70% tenaga kerja terbaik dari Papua, tidaklah hanya sekali meningkatkan kemandirian energi, tetapi juga memunculkan dampak positif secara sosial kemudian dunia usaha bagi warga Papua kemudian Nusantara secara lebih tinggi luas.

Bukan hanya sekali itu saja, perjanjian penanaman modal senilai Mata Uang Rupiah 243 triliun dengan ExxonMobil untuk menggalakkan Low Carbon Solutions atau Teknologi Solusi Rendah Karbon adalah pencapaian yang tidak ada kalah penting. Langkah ini berubah menjadi bagian dari komitmen mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.

Selain itu, Presiden Jokowi berhasil mengundang penanaman modal sektor energi bersih hingga US$ 30 miliar dan juga menggerakkan penanaman modal Pertamina senilai Rupiah 23 triliun ke Kenya. Semua inisiatif ini berubah menjadi bukti konkret dari komitmen yang kuat di menguatkan sektor energi dan juga mineral Indonesia.

Namun, pencapaian ini bukan hanya sekali sekadar tentang penanaman modal lalu angka. Aturan-aturan yang mana diterapkan seperti UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangunan lalu Menguatkan Industri Keuangan berubah menjadi fondasi yang dimaksud kuat untuk mengatur perdagangan karbon melalui bursa. Langkah ini memberikan dampak positif, khususnya pada pencapaian Penerimaan Negara Bukan Pajak yang dimaksud mencapai Rupiah 351 triliun pada tahun 2022, melebihi target yang ditetapkan.

Momentum proses lanjut ala Presiden Jokowi ini bukanlah cuma tentang inovasi struktural pada tingkat makro. Namun, lebih tinggi dari itu, ini adalah bagaimana perubahan fundamental ini memberi dampak pada keberadaan sehari-hari masyarakat Indonesia. Transformasi yang adil, inklusif, dan juga berkelanjutan harus kekal bermetamorfosis menjadi arah bagi Tanah Air di mewujudkan cita-cita perkembangan yang berkelanjutan dan juga inklusif.

Transformasi pada sektor ESDM dalam bawah kepemimpinan Presiden Jokowi juga bukanlah hanya sekali menunjukkan prestasi semata, tetapi juga sebuah visi yang tersebut inklusif kemudian berkelanjutan. Kilang Gas Tangguh berubah jadi contoh nyata bagaimana Tanah Air dapat menjalankan sumber daya alam dengan cerdas, memberikan faedah yang tersebut tambahan luas bagi perekonomian kemudian kesejahteraan warga secara keseluruhan.

Keterlibatan tenaga kerja lokal, janji untuk kemandirian energi, juga dukungan terhadap perubahan teknologi ramah lingkungan mencerminkan pembaharuan paradigma yang digunakan diadopsi oleh pemerintahan Jokowi di memajukan sektor ESDM. Lebih dari sekadar perkembangan industri, inovasi ini menciptakan dampak positif pada bidang sosial, ekonomi, serta lingkungan hidup.

Oleh akibat itu, kesempatan ini harus dijaga lalu diperkuat. Jelang Pemilihan Umum Presiden lalu Wakil Presiden 2024-2029, 14 Februari 2024, penting untuk memilih pemimpin yang tersebut mampu melanjutkan komitmen lalu prestasi yang dimaksud telah dilakukan dibangun.

Kontinuitas lalu konsistensi pada visi proses pengolahan lebih lanjut yang digunakan sudah dicanangkan oleh Presiden Jokowi berubah menjadi kunci penting bagi kemajuan Indonesia. Saatnya untuk menguatkan fondasi yang telah dilakukan dibangun dan juga melanjutkan perjalanan Negara Indonesia menuju masa depan yang tambahan berkelanjutan, inklusif, lalu cemerlang.

Artikel ini disadur dari Keberlanjutan RI Via Hilirisasi: Transformasi ESDM Ala Presiden Jokowi

Menasional.com menyajikan berita virtual dengan gaya penulisan bebas dan millenial. Wujudkan mimpimu, Menasional bersama kami

You might also like
Follow Gnews