Hilirisasi Digital: Mencetak Masa Depan Asia Tenggara

Jakarta, CNBC Indonesia – Asia Tenggara pada waktu ini berubah menjadi fokus perhatian bola oleh sebab itu kemungkinan kemudian percepatan ekspansi dunia usaha secara eksponensial dan juga menjanjikan selama beberapa dekade terakhir. Transformasi digital yang sedang berlangsung di kawasan ini menjadi salah satu alasan utama pencapaian ini.

Dengan bantuan data terkait, opini ini akan mengkaji gagasan downstreaming atau proses pengolahan lebih lanjut digital dan juga bagaimana pengaruhnya terhadap masa depan Asia Tenggara.

Asia Tenggara Menggiurkan

Gabungan Layanan Domestik Bruto (PDB) di Asia Tenggara terealisasi mencapai US$3,6 triliun pada tahun 2022. Hal itu menempatkan kawasan ini lebih besar menggiurkan melebihi negara-negara bidang seperti Prancis dan juga Kanada kemudian bahkan dua kali Pendapatan Domestik Bruto Australia, menjadikannya salah satu kekuatan ekonomi utama di dunia. Asia Tenggara telah dilakukan berubah menjadi pusat perhatian internasional sebab kemajuan ekonominya yang luar biasa.

Namun yang digunakan lebih lanjut mengesankan adalah perkiraan pertumbuhan perekonomian yang mana stabil di masa depan. Taraf peningkatan Produk Domestik Bruto agregat untuk wilayah ini diperkirakan sebesar 4% hingga tahun 2040, yang dimaksud menunjukkan kemungkinan signifikan untuk pengembangan tambahan lanjut. Angka ini jarak jauh tambahan tinggi dibandingkan rata-rata peningkatan dunia usaha negara-negara industri, yang dimaksud umumnya berkisar antara 1% hingga 2%.

Sebagai negara terbesar dalam kawasan ini, Indonesia diperkirakan akan memberikan sumbangan perkembangan ekonomi yang tersebut besar, dengan PDB-nya diperkirakan mencapai US$4,85 triliun pada tahun 2040, IMF menggunakan proyeksi nilai komoditas domestik bruto (PDB) untuk mengukur perekonomian negara-negara. Pada tahun 2023, proyeksi nilai Produk Domestik Bruto Indonesia adalah US$1,4 triliun.

Angka ini setara dengan 36,7% dari total Produk Domestik Bruto ASEAN, atau 1,4% dari total Ekonomi Nasional global. Dengan proyeksi ini, Negara Indonesia berubah menjadi juara pada ASEAN serta menduduki peringkat ke-16 ke dunia.

Namun demikian, Ekonomi Nasional per kapita Indonesia pada tahun 2023 cuma sebesar US$5,1 ribu, yang mana merupakan sekitar 17 kali lebih besar rendah dibandingkan dengan Singapura. Dilihat dari sisi per kapita, dunia usaha Indonesia hanya saja menempati peringkat ke-5 di dalam ASEAN, masih kalah dari Brunei Darussalam, Malaysia, kemudian Thailand.

Faktor utama yang mana bermetamorfosis menjadi kunci dari kemajuan Asia Tenggara ketika ini adalah populasi muda yang akan mencapai era keemasan di dalam tahun 2040 an. Masa depan perekonomian akan sangat bergantung pada generasi muda ini, sebab mereka itu merupakan 55% dari populasi pada wilayah yang disebutkan menurut report dari Bain & Company. Potensial yang dimaksud ditunjukkan dengan besarnya kapasitas konsumen lalu kemampuan untuk tumbuh berubah jadi sumber daya manusia yang mana kreatif dan juga produktif.

Hilirisasi Digital: Faktor Pertumbuhan yang tersebut Penting

Fenomena yang digunakan juga kerap disebut dengan pengembangan lebih lanjut digital ini menggambarkan bagaimana perekonomian tradisional bertransisi menjadi dunia usaha digital. Hal ini mencakup pemanfaatan teknologi informasi dan juga komunikasi untuk meningkatkan produksi, kreativitas, lalu efisiensi pada setiap sektor ekonomi. Hilirisasi digital sudah muncul sebagai salah satu kekuatan utama di balik perkembangan dan juga ekspansi dunia usaha ke Asia Tenggara.

Data dari Mondor Intelligence menunjukkan bursa kecerdasan buatan atau artificial intelligence ke kawasan ini sudah pernah berprogres sangat pesat. Pasar Artificial Intelligence meningkat pada tingkat peningkatan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 31,22% pada tahun 2023, lalu diperkirakan CAGR ini akan melambung dari USD$1,15 miliar berubah jadi USD$3,39 miliar di dalam tahun 2028 mendatang.

Dengan mendigitalkan operasional perusahaan, inovasi ini memungkinkan industri-industri mapan seperti manufaktur, pertanian, dan juga jasa keuangan meningkat lebih banyak efektif lalu menjangkau khalayak yang digunakan tambahan luas. Selain itu, industri juga startup teknologi baru bermunculan pada seluruh wilayah, menghadirkan juga penemuan dan juga lapangan kerja baru.

Opportunities and Adversities

Hilirisasi digital miliki prospek pengembangan yang dimaksud sangat besar, namun sejumlah kendala yang digunakan harus diselesaikan. Kesenjangan digital antara generasi muda dan juga lanjut usia dan juga kesenjangan penetrasi IPTEK antara wilayah perkotaan kemudian pedesaan adalah salah satu contohnya.

Untuk menjamin setiap khalayak mempunyai akses yang digunakan adil terhadap teknologi kemudian manfaatnya, diperlukan direalisasikan reformasi teknologi. Contoh dari reformasi teknologi yang dimaksud dapat dikerjakan baik pemerintah maupun swasta adalah dengan mengedepankan penetrasi internet khususnya dalam wilayah Tertinggal, Terdepan lalu Terluar (3T).

Sungguh sebuah ironi apabila negara lain sudah membicarakan teknologi pintar, namun masih ada bagian di dalam Tanah Air yang mana bahkan tak terfasilitasi dengan sarana penunjang internet yang mana baik.

Permasalahan penting lainnya yang dimaksud harus diperhatikan saat menangani proses pengolahan lebih lanjut digital adalah regulasi. Regulasi yang dimaksud inovatif serta enteng beradaptasi diperlukan untuk menciptakan iklim usaha yang mana memperkuat perluasan kegiatan ekonomi digital.

Namun privasi pengguna dan juga keamanan data juga harus diperhatikan pada kebijakan ini. Faktanya, cybersecurity di dalam Indonesi masuk ke di peringkat Ke-49 di planet menurut data dari National Cybersecurity Index (NCSI) 2023, inilah yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama.

Kurangnya keterampilan digital pada angkatan kerja lalu perekonomian planet juga berubah menjadi hambatan lebih tinggi lanjut. Meskipun demikian, Asia Tenggara akan terus melakukan pergerakan menuju masa depan yang mana lebih lanjut inklusif pada hal digitalisasi apabila Asia Tenggara terus mengawasi hambatan sebagai prospek untuk pengembangan juga inovasi.

Kesimpulannya, proses pengolahan lebih lanjut digital sudah menjadi factor kunci pada ekspansi perekonomian Asia Tenggara. Kawasan ini memiliki kemungkinan besar untuk tumbuh menjadi pusat pembaharuan dan juga pertumbuhan kegiatan ekonomi dalam masa depan, khususnya dengan dukungan besarnya porsi generasi muda di piramida penduduknya.

Namun, kerja mirip antara sektor Public-Private Partnership (PPPs) diperlukan untuk mewujudkan prospek ini. Asia Tenggara siap mencapai kemajuan yang mana signifikan untuk menuju masa depan digital yang sejahtera serta inklusif melalui pendekatan-pendekatan yang tersebut tepat.

Artikel ini disadur dari Hilirisasi Digital: Menciptakan Masa Depan Asia Tenggara

Menasional.com menyajikan berita virtual dengan gaya penulisan bebas dan millenial. Wujudkan mimpimu, Menasional bersama kami

You might also like
Follow Gnews