Tahun 2023 berubah menjadi periode yang digunakan istimewa bagi planet penanaman modal Indonesia. Dengan total realisasi penanaman modal yang digunakan mencapai Mata Uang Rupiah 1.418,9 triliun, Indonesia berhasil meraih kepercayaan pemodal yang mana bukan tergoyahkan di dalam berada dalam ketidakpastian yang tersebut dipicu keadaan politik.
Tercatat realisasi pembangunan ekonomi Nusantara mengalami kenaikan eksponensial sebesar 75,26% terhitung dari nilai awal pada tahun 2019 senilai Simbol Rupiah 809,6 triliun. Realisasi pembangunan ekonomi tidak ada hanya saja tentang bilangan belaka, namun kita juga harus menilik berjauhan lebih lanjut di lagi.
Digitalisasi juga UMKM
Pada tahun 2023, Nusantara menyaksikan sebuah fenomena dunia usaha yang luar biasa dengan lebih banyak dari 3,7 jt proyek UMKM yang dimaksud berkontribusi sebesar Rupiah 278,1 triliun terhadap perekonomian nasional. Angka itu tidak cuma sekadar statistik, tetapi sebuah bukti nyata dari peran krusial yang tersebut dimainkan UMKM pada rangka perekonomian Indonesia.
Menempati sikap dominan dengan mencakup hampir 99% dari total entrepreneur dalam negara ini, UMKM sudah menjadi tulang punggung ekonomi, meningkatkan kekuatan fondasi perekonomian dan juga menciptakan lapangan kerja untuk jutaan warga.
Kesuksesan UMKM tiada terlepas dari langkah strategis merek menuju adaptasi digital. Inisiatif menuju digitalisasi, yang mana sudah dimulai oleh sebagian UMKM menandakan kesadaran akan pentingnya perubahan teknologi dan juga sebuah pergerakan adaptif untuk tetap relevan kemudian kompetitif pada bursa global.
Esensi digitalisasi mulai merambat dari pemakaian teknologi terkini, hingga tentang bagaimana UMKM memanfaatkan alat digital untuk memperluas pasar, meningkatkan efisiensi operasional, kemudian pada akhirnya, mengoptimalkan perkembangan dan juga keunggulan pada era dunia usaha digital.
Langkah ini mencerminkan pengakuan bahwa di zaman serba digital, penetrasi juga adaptasi teknologi tidak lagi pilihan, melainkan keperluan esensial bagi setiap perniagaan untuk bertahan juga berkembang.
Digitalisasi harus dipahami sebagai sebuah habitat yang dimaksud meliputi seluruh aspek bisnis. Istilah “ekosistem” sendiri menggambarkan kompleksitas tantangan digital yang dimaksud dihadapi oleh UMKM, yang digunakan tak belaka berkutat pada pembuatan portal web atau profil ke media sosial.
Lebih lanjut, menurut Achmad Solechan (2023), digitalisasi adalah serangkaian yang mana kompleks lalu dinamis sebagai pembaharuan yang tersebut membentuk prospek masa mendatang yang tersebut lebih lanjut baik. Dapat disimpulkan, tulang punggung bagi UMKM pada memaksimalkan peluang mereka itu untuk tumbuh serta bersaing di era global pada waktu ini adalah digitalisasi.
Strategi eksekutif untuk Mendorong Pertumbuhan juga Inovasi UMKM
Pemerintah telah terjadi menunjukkan komitmen yang mana kuat pada menyokong perubahan struktural digital UMKM, bukanlah semata-mata sebagai regulator atau fasilitator, melainkan juga sebagai pemain kunci yang tersebut memulai pembangunan jembatan antara UMKM juga beraneka sumber daya untuk keberhasilan merekan ke era digital. Bukti nyata dari hal ini adalah peluncuran inisiatif Online Single Submission (OSS), sebuah inisiasi positif dari Kementerian Investasi/BKPM.
Namun, setiap saat ada ruang untuk peningkatan, ke mana pemerintah dapat memperluas perannya dengan menginisiasi tambahan banyak kegiatan inovatif yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas digital UMKM. Misalnya, pada aspek pembiayaan digital, pemerintah mampu berubah menjadi penghubung kerja sejenis antara UMKM dengan fintech/lembaga keuangan untuk memberikan akses pembiayaan dengan kriteria yang lebih besar fleksibel lalu sesuai dengan permintaan UMKM.
Untuk menguatkan tempat UMKM pada dunia usaha digital, pemerintah dapat melaksanakan sebuah kegiatan pelatihan terstruktur dengan lapangan usaha atau jaringan online ke bidang pemasaran digital juga analisis data. Inisiatif ini, ditujukan terhadap pemilik UMKM di dalam seluruh negeri, khususnya bagi merekan yang mana menghadapi keterbatasan pada akses ke institusi belajar digital, yang mana dijadwalkan secara rutin untuk melakukan konfirmasi partisipasi luas.
Dengan metode pengajaran yang dimaksud aplikatif, satu di antaranya studi kasus, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan partisipan di menerapkan konsep digital secara inovatif di usaha mereka, menguatkan adaptasi UMKM terhadap dinamika lingkungan ekonomi digital.
Pembangunan sistem ekologi digital inklusif ini memerlukan pemerintah untuk menyediakan akses kemudian kesempatan yang mana setara bagi UMKM di dalam seluruh negeri, khususnya pada area 3T. Termasuk melibatkan peningkatan infrastruktur dan juga literasi digital, yang dimaksud esensial untuk memungkinkan semua penduduk memanfaatkan teknologi digital, mengintegrasikan UMKM ke pada sektor ekonomi digital, dan juga memaksimalkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Hilirisasi digital di UMKM
Mengaitkan dengan pembahasan tersebut, pengembangan lebih lanjut merupakan strategi kunci untuk meningkatkan peluang sektor ekonomi lokal, teristimewa melalui pengembangan infrastruktur juga literasi digital. Karena itu, habitat digital yang inklusif berperan vital pada menyokong hilirisasi, menggalakkan inovasi, kemudian meningkatkan sikap kompetitif Indonesia secara global.
Hilirisasi digital memiliki dua dimensi penting, yaitu penyelenggaraan infrastruktur digital dan juga penerapan digitalisasi pada rantai pasok bidang strategis. Kebijakan ini miliki tiga tujuan utama, yakni memperluas akses internet kemudian literasi digital ke seluruh wilayah Tanah Air teristimewa kawasan 3T, mengupayakan perubahan fundamental digitalisasi UMKM, dan juga mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang teknologi seperti blockchain, AI, machine learning, serta big data analytics.
Terkait dengan poin pengembangan SDM, hal yang dimaksud diantaranya juga mengoptimalkan kesiapan SDM untuk menggunakan teknologi secara maksimal, yang mencakup dari peningkatan kemampuan pada edukasi digital sebagai pengguna hingga pengembangan kapasitas untuk menyediakan teknologi canggih sebagai penyedia.
Poin-poin yang dimaksud dipercaya akan meningkatkan produktivitas juga efisiensi di bervariasi sektor, termasuk pertanian, transportasi, retail, dan juga logistik, yang digunakan memiliki kemungkinan besar pada meningkatkan kegiatan ekonomi Indonesia.
Contoh konkret kombinasi antara sumber daya kemudian digitalisasi adalah Aruna, sebuah e-fishery startup di Indonesia. Studi LPEM, UI, serta Yayasan Maritim Nusantara menyatakan 96,8% nelayan merasakan dampak positif dari Aruna untuk meningkatkan kapabilitas dia di produktivitas dan juga mata pencarian melalui teknologi dan juga digitalisasi.
Melalui data ini, saya memperkirakan terus bermunculannya kombinasi yang dimaksud lebih banyak kompleks lagi antara sektor teknologi juga sumber daya, keduanya sebagai katalis yang tersebut akan memaksimalkan prospek pengembangan lebih lanjut digital secara efektif di dalam Indonesia.
Mengarah ke target pembangunan ekonomi 2024 sebesar Simbol Rupiah 1.650 triliun, pentingnya sinergi antara digitalisasi serta pengembangan lebih lanjut berubah jadi semakin kritikal. Sebagai penutup refleksi ini, kita harus menyoroti bahwa proses lanjut digital adalah fondasi utama untuk menerangi jalan menuju perekonomian Tanah Air yang mana lebih besar maju dan juga kompetitif.
Realisasi pengembangan lebih lanjut senilai Rupiah 375,4 triliun tentu semakin mengungkap potensi besar yang digunakan menanti untuk dieksplorasi lebih besar lanjut. Dengan memacu perubahan proses pengolahan lebih lanjut digital secara tambahan luas, Nusantara tidaklah belaka menguatkan posisinya di dalam panggung global, tetapi juga meyakinkan peningkatan kegiatan ekonomi yang dimaksud inklusif serta berkelanjutan.
Artikel ini disadur dari Urgensi Integrasi Teknologi ke dalam Hilirisasi Digital Indonesia
Menasional.com menyajikan berita virtual dengan gaya penulisan bebas dan millenial. Wujudkan mimpimu, Menasional bersama kami