Remaja era tahun 2000-an dapat dikatakan pasti mengetahui grup musik Spice Girls. Satu group musik terkenal jika Inggris yang tersebut terdiri dari lima warga perempuan yang mana bernama Victoria Adams, Melanie Brown, Geri Halliwel, Emma Bunton, serta Melanie Chisholm. Group ini didirikan pada tahun 1994, tetapi album pertamanya pergi dari pada tahun 1996 dengan judul “Wannabe”.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Musik serta Ingatan tentang (Jalur) Rempah

Tulisan ini bukanlah hendak mengkaji musik kemudian grup musik tersebut, melainkan pada penamaan “Spice” yang berarti rempah. Hal ini menunjukkan bahwa rempah adalah sesuatu yang tersebut akrab pada rakyat Eropa. Rempah juga menggambarkan energik, segar, wangi, kemudian penuh semangat.

Masing-masing personel memiliki julukan yang terkait dengan rempah. Misalnya Victoria Adams yang digunakan pasca bersuami pesepakbola terkenal, David Beckham, namanya berubah menjadi Victoria Beckham, mempunyai julukan Posh Spice, Ginger Spice adalah julukan untuk Gery Helliwell, Melanie Browns mendapat julukan Scary Spice, Emma Bunton memikiki panggilan Baby Spice, sedangkan Melanie Chisholm mempunyai julukan Sporty Spice.

Dengan mantera “Girls Power”, para gadis rempah yang energik ini berhasil berubah menjadi idola baru, lagu-lagunya dinyanyikan banyak orang, dan juga konsernya setiap saat berubah menjadi daya pikat pendatang untuk datang lalu menyaksikan.

Pemilihan nama “Spice” miliki cerita tersendiri, tetapi yang digunakan ingin disampaikan di dalam di sini adalah bahwa kata “Spice” tentu telah bermetamorfosis menjadi kata yang ada di pada benak pada rakyat Eropa sehingga mereka tergerak untuk menggunakan kata yang disebutkan sebagai nama group musiknya.

Memang, pemanfaatan rempah oleh penduduk Eropa telah lama dilakukan. Bahkan, rempah pernah berubah menjadi barang mewah kemudian bergengsi. Para borjuis serta bangsawan Eropa berlomba untuk miliki rempah ke dapurnya, dikarenakan tanpa rempah, roti yang mana merekan makan bukan ada rasanya.

Selain sebagai material makanan, beberapa jenis rempah juga diyakini dapat meningkatkan vitalitas serta semangat atau aprosidiak. Para bangsawan pun mengkonsumsi rempah tak hanya sekali supaya roti memiliki cita rasa semata, melainkan juga untuk membangkitkan dan juga menambah vitalitas.

Demikian berharga rempah kala itu, maka wajar harganya sangat mahal akibat rempah-rempah tidaklah ada ke Eropa serta untuk mendatangkan rempah, pemukim harus miliki keberanian mengarungi samudera dan juga meninggalkan keluarga.

Banyak yang mana bukan kembali atau kapalnya tenggelam, tetapi tiada sedikit pula yang berhasil mendapatkan rempah lalu menjualnya pada komunitas Eropa. Para peniaga yang berhasil kembali ke Eropa kemudian mendapatkan rempah-rempah akan kaya-raya lantaran nilai tukar rempah sangat jauh lebih lanjut mahal dari emas kala itu.

Keberhasilan kian mengupayakan orang-orang untuk terlibat pada ekspedisi mencari rempah dalam sumbernya. Bangsa-bangsa Eropa pun bersaing, bukan cuma untuk sampai ke Indonesia sebagai sumber utama wilayah penghasil rempah, melainkan juga bersaing untuk menguasai Indonesia.

Mereka saling bertikai serta berperang satu identik lain. Sejarah kemudian mencatatkan bangsa Belanda yang mana akhirnya berhasil menguasai sebagian besar Indonesia. Inggris pernah berhasil tetapi akhirnya kalah, bangsa ini menguasai satu pulau yang bernama Run. Pulau ini luasnya “hanya” 600 hektare tetapi salah satu penghasil pala terkemuka di dalam dunia.

Pada 31 Juli 1667, Belanda kemudian Inggris bersepakat untuk menukar Pulau Run yang tersebut dikuasai Inggris serta New Netherland di benua Amerika yang dikuasai Belanda. Perjanjian yang disebutkan menyebutkan bahwa Belanda berhak terhadap Suriname serta Pulau Run, sedangkan Inggris berhak menghadapi New Netherland salah satunya di dalam dalamnya adalah Manhattan. Luas Manhattan hanya sekitar 18 kali luas Pulau Run.

Bagi Inggris, bagaimanapun juga Pulau Run menciptakan pala yang bagus lalu banyak, tetapi tidak ada cukup ekonomis lantaran dibandingkan biaya operasional. Demikian juga Belanda pada New Netherland.

Melalui pertukaran tersebut, Belanda menegaskan menguasai Indonesia sepenuhnya, teristimewa perdagangan rempah-rempahnya. Melalui Belanda, rempah-rempah menyebar ke Eropa, di antaranya Inggris yang berubah menjadi tempat lahirnya group musik Spice Girls yang tersebut menyegarkan globus dengan lagu-lagunya.

Tradisi kuliner yang dimaksud menggunakan rempah bagi masyarakat Eropa sudah ada demikian lama bagi sehingga wajar jikalau kata “Spice” mempunyai “magnet”. Kata rempah sudah ada demikian mengakar pada warga Eropa.

Kata yang dimaksud tidaklah hanya saja merujuk pada benda-benda yang dimaksud digunakan sebagai materi campuran roti atau fungsi lainnya, tetapi di dalam di kata rempah terdapat sejarah, pertukaran ide, peperangan, perjuangan, laut yang dahsyat sebagai jalurnya, dan juga lain sebagainya.

Bangsa Eropa mengetahui adanya jalur rempah melalui bangsa Arab yang dimaksud sebelumnya telah lama sampai ke Nusantara. Banyak temuan catatan manuskrip dari khalayak Arab yang dimaksud menceritakan tak sekadar rempah, melainkan juga orang-orang Nusantara.

Pada abad ke-9 Masehi telah berbagai pedagang-pedagang Arab yang “kulakan” atau belanja rempah ke Nusantara untuk kemudian mereka jual ke jazirah Arab. Para petualang Arab/Islam juga telah mengunjungi negeri yang tersebut indah, Nusantara.

Mereka datang dengan segera ke Nusantara melalui jalur rempah yang telah lama dirintis oleh bangsa Nusantara itu sendiri. Interaksi antara khalayak Nusantara dengan orang-orang dari bangsa lain telah diwujudkan di waktu yang lama.,Indikasi bahwa orang-orang Nusantara telah mendiami beberapa pesisir Arab sudah ada ada.

Pengaruh bangsa-bangsa luar pun diperoleh oleh sebab itu merek yang digunakan datang ke Nusantara, baik untuk perdagangan, misi agama, maupun misi politik. Mereka menetap lalu melakukan interaksi dengan bangsa Nusantara. Jejak interaksi yang disebutkan dapat dilihat dari pemakaian bahasa yang dimaksud memiliki kesamaan lalu juga tradisi di hidup keseharian.

Sangat jarang yang mengawasi interaksi antara bangsa Nusantara dengan bangsa lain yang digunakan dijalankan justru pada kawasan luar Nusantara, seperti Arab, Persia, Rusia, serta juga China. Hebat dugaan, oleh sebab itu sejumlah indikasi literature yang menyampaikan nama suatu bangsa dan juga dapat diinterpretasi sebagai Nusantara sudah ada menetap juga berubah menjadi bagian dari masyarakat setempat.

Di antaranya pada Tarikh At-Thabari, misalnya menyampaikan kata Sababijah, bentuk plural dari Sabiji dan juga Sa-baj sudah ada ada di pantai Arab. Ibn Manshur juga mengungkapkan hal yang mirip bahwa orang-orang Arab kuno telah mengenal Sabaj, satu suku yang mana sudah pernah ada pada jazirah Arab sebelum masehi.

Ada juga yang mana berpendapat bahwa orang-orang Sababijah memeluk Islam pada masa Ali bin Abi Thalib dan juga Muawitah. Disebutkan juga bahwa orang-orang Sa-baj, yang mana kemudian dikenal dengan Zabaj ini berasal dari Hind.

Daerah Hind, yang dimaksud menjadi dengan syarat orang-orang Zabaj, Sabaj atau Sajabijah ini juga masih berubah menjadi perdebatan. Sejarawan India mengklaim bahwa Hind yang dimaksud adalah India. Tetapi pendapat yang disebutkan dibantah oleh Ibn Duraid (w.933 M) yang mengungkapkan bahwa Sababijah bukanlah berasal dari India sebab tiada ditemukannya selama kata dari Sababijah di India-daratan.

Dalam Enciclopedia Brittanica disebutkan bahwa Sababijah lebih lanjut merujuk ke bangsa Nusantara, tidak India. Dalam kamus Arab yang dimaksud cukup terkenal, Al-Munjid, Louis Ma’luf menyebutkan bahwa orang-orang Sababijah berasal dari Sumatera yang masuk Islam pada masa Ali lalu Muawiyah.

Literature yang digunakan lain juga mengindikasikan bahwa Sababijah dari Hind itu merujuk ke Nusantara. Berdasarkan catatan Al-Kharaj karya Abul Faroj Al-Baghdadi, orang-orang Sababijah didatangkan oleh Anusyirwan bin Qabad untuk menempati tiga kota metropolitan yang dimaksud baru dibangun, yaitu Khbran, Muscat, Bab Al-Abwad (Derbent) Rusia sekarang ini.

Di antara indikasi pendatang Hind adalah dari Nusantara adalah kemampuan berenangnya. Orang-orang Sababijah ini jikalau berenang membuka mata serta mampu menyelam di waktu lama. Mereka juga dikenal sebagai “jagoan” makanya pada waktu khalifah Umar Bin Khattab ditugaskan untuk menyimpan baitul-maal.

Al-Firdaus, individu sastrawan dari Persia pada karya monumentalnya sebagai syair 50.000 bait yang digunakan menceritakan sejarah Persia juga sudah ada menyebutkan orang-orang yang digunakan terindikasi sebagai bangsa Nusantara yang tersebut sudah ada mendiami Persia terpencil sebeleum Masehi.

Shahnamen (Pustaka Raja-Raja) menceritakan adanya pendatang dari bangsa lain yang dimaksud telah datang kemudian menetap dalam Persia. Bangsa di dalam luar Persia yang dimaksud mengajarkan beberapa pengetahuan yang tersebut berguna bagi bangsa Persia.

Demikian juga dengan bangsa Rusia sekarang ini, pada masa Anusyarman bin Qabad dari dinasti Utsmani, ia mendatangkan khalayak Sababijah untuk menempati tiga kota metropolis yang digunakan baru dibangunnya, Daerah Perkotaan Khabrat pada sekitaran Baghdad, Perkotaan Muscat di dalam Oman, juga Perkotaan Bab al-Abwab (Debrent-Rusia). Data ini harus ditelusuri tambahan lanjut model interaksi antara pendatang Sababijah (Nusantara) juga penduduk Rusia.

Jadi, Jalur Rempah adalah jalur purba yang menghubungkan tiada semata barang melainkan juga peradaban. Dan, jalur rempah ibarat “remaja” yang terus-menerus ceria, energik, dan juga miliki kekuatan, seperti Spice Girls, group musik jika Inggris tersebut.

Artikel ini disadur dari Musik dan Ingatan tentang (Jalur) Rempah

Reporter: Redaksi Media