Jakarta, CNBC Negara Indonesia – Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyatakan bahwa hingga pada waktu ini tingkat utang negara itu masih dapat dikendalikan. Hal ini disampaikan ketika utang Negeri Paman Sam meningkat kemudian tingginya suku bunga.
Dalam paparannya, Yellen menyebutkan bahwa bila diukur dari ukuran ekonomi, utang Amerika Serikat yang dimaksud pada waktu ini berjumlah US$ 34,7 triliun atau setara Mata Uang Rupiah 570 ribu triliun, masih sangat aman.
“Jika utang stabil dibandingkan dengan ukuran perekonomian, maka kita berada pada status yang dimaksud wajar,” katanya untuk Andrew Ross Sorkin dari CNBC International, Kamis (13/6/2024).
Namun suku bunga yang mana besar tetap berubah menjadi beban. Selama tahun fiskal 2024, biaya bunga bersih utang mencapai US$ 601 miliar (Rp 9.800 triliun), lebih besar besar dari pengeluaran pemerintah untuk pelayanan keseimbangan atau pertahanan juga lebih tinggi dari empat kali lipat dari anggaran pendidikan.
“Menurut saya, kita harus mengamati biaya bunga riil utang tersebut. Itulah sebenarnya yang digunakan berubah jadi bebannya,” paparnya.
Berbagai laporan Kantor Anggaran Kongres sudah pernah mengingatkan tentang melonjaknya biaya utang juga defisit. Lembaga pemerintah itu menyampaikan utang akan mencapai rekor baru di dekade selanjutnya.
Secara jumlah, porsi utang pemerintah Amerika Serikat terhadap Pendapatan Domestik Bruto ketika ini mencapai sekitar 97%. Namun diperkirakan porsi ini akan segera mencapai 100% apabila dibandingkan dengan tingkat pengeluaran pada waktu ini.
Terkait hal ini, Yellen mengaku memuji rencana Presiden Joe Biden. Biden diketahui mengusulkan pengurangan defisit sebesar US$ 3 triliun selama dekade berikutnya.
“Itu pada dasarnya cukup untuk menyimpan rasio utang terhadap pendapatan tetap stabil, kemudian beban bunga akan stabil,” tambahnya.
Meningkatnya biaya pendanaan utang muncul sewaktu Federal Reserve meninggal suku bunga lebih tinggi lebih tinggi untuk menurunkan tingkat kenaikan harga yang digunakan telah lama mencapai level tertinggi pada tambahan dari 40 tahun pada pertengahan tahun 2022.
Inflasi telah terjadi turun sejak ketika itu, namun The Fed telah dilakukan mempertahankan suku bunga acuan lebih tinggi lebih tinggi untuk mengatasi kembali pemuaian ke target bank sentral sebesar 2%.
Setelah perjumpaan kebijakan minggu ini, The Fed mengutarakan pihaknya mengamati kemajuan “sederhana” pada pemuaian namun belum siap untuk mulai menurunkan suku bunga. Yellen, yang tersebut mantan ketua Fed, menolak mengomentari tindakan bank sentral tersebut.
Pada sebuah acara hari ini, Yellen kemudian mengemukakan pemerintah menyadari kesulitan inflasi. Namun menurut data itu menunjukkan bahwa ketika ini Negeri Paman Sam menikmati pemulihan terkuat dibandingkan negara forward mana pun.
“Rakyat Amerika jelas sangat khawatir mengenai biaya hidup, lalu mengatasi tingginya biaya hidup kekal berubah menjadi prioritas kegiatan ekonomi utama bagi presiden,” kata Yellen pada jamuan makan siang ke Economic Club of New York.
“Kami tahu bahwa ada bagian-bagian anggaran mereka itu pada mana penduduk Amerika benar-benar mengalami kesulitan pada memenuhi keinginan hidup mereka.”
Artikel ini disadur dari Menkeu Yellen Buka-bukaan Status Utang Amerika Terbaru, Sebut Ini