DKI Jakarta – Mantan karyawan Meta, Ferras Hamad melayangkan gugatan terhadap perusahaan melawan tuduhan diskriminasi lalu bias terhadap penduduk Palestina.
Dilansir dari Engadget pada Jumat, Ferras menyoroti prosedur perusahaan di menangani pembatasan konten terkait konflik di Kawasan Gaza yang mana membuatnya tidak ada muncul ke feeds dan layanan pencarian.
Salah satu perkara yang diungkapkannya melibatkan sebuah video pendek memperlihatkan bangunan hancur dalam Wilayah Gaza yang berujung pemecatan Ferras pada Februari 2024.
Ferras menemukan bahwa sebuah video yang mana dibuat oleh fotografer selama Palestina Motaz Azaiza dikategorikan oleh Instagram sebagai konten pornografi.
Saat menangani video tersebut, Ferras menerima laporan yang mana bertentangan dari karyawan lain mengenai kewenangannya di menyelesaikan persoalan itu. Sebulan pasca kejadian itu, Ferras mendapatkan pemberitahuan bahwa dirinya berubah menjadi subjek pemeriksaan.
Ferras mengajukan membantah tentang diskriminasi internal yang dimaksud dialaminya, akan tetapi ia justru dipecat beberapa hari kemudian. Alasan pemecatan itu dikarenakan Ferras dinilai telah terjadi melanggar kebijakan yang mana melarang karyawan untuk menangani persoalan melibatkan akun pengguna milik seseorang yang secara pribadi kenal dengan dirinya.
Ferras yang digunakan merupakan warga Amerika Serikat keturunan Palestina, mengaku bahwa dirinya tidak ada mengenali Azaiza.
Dalam gugatan hukum yang dimaksud dilayangkannya, Hamad juga menuduh perusahaan teknologi itu menghapus komunikasi internal antar karyawannya yang dimaksud mendiskusikan kematian kerabatnya di Gaza.
Selain itu, karyawan yang digunakan menggunakan emoji bendera Palestina akan diinvestigasi oleh perusahaan. Sedangkan karyawan yang mana mengunggah bendera negeri Israel kemudian tanah Ukraina bukan mendapat ancaman mirip dari perusahaan.
Diketahui, Meta dituduh sudah membatasi unggahan yang mana mengupayakan Palestina di wadah jejaring sosialnya.
Tahun lalu, senator Elizabeth Warren menyurati bos Meta Mark Zuckerberg yang memberitahukan bahwa sebagian pengguna Instagram menuduh perusahaan telah terjadi menyembunyikan unggahan tentang status di dalam wilayah konflik Gaza.
Dewan Pengawas Meta pada tahun sesudah itu menyatakan bahwa sistem perusahaan secara keliru menghapus unggahan video pada Instagram yang tersebut menunjukkan dampak serangan dalam Rumah Sakit Al-Shifa di dalam Kawasan Gaza selama serangan darat Israel.
Baru-baru ini, merekan membuka penyelidikan untuk meninjau persoalan hukum yang digunakan melibatkan unggahan Facebook yang tersebut menggunakan frasa "from the river to the sea".
Artikel ini disadur dari Mantan karyawan gugat Meta karena membatasi konten pro-Palestina