Reporter: | Editor:
Pemerintah berencana mengakuisisi perusahaan beras dengan syarat Kamboja untuk memaksimalkan cadangan beras pemerintah (CBP).
Namun, rencana pengambilalihan perusahaan beras Kamboja ini dinilai kurang tepat.
Pengamat Pertanian Center of Reform (CORE), Eliza Mardian memandang upaya melakukan konfirmasi stok cadangan pemerintah seharusnya dijalankan melalui peningkatan pembangunan ekonomi di di negeri dengan memaksimalkan kesejahteraan petani dan juga keberlanjutan bisnis tani.
“Kebijakan pemerintah penanaman modal ke luar negeri ini semata-mata memberikan sedikit dampak berbeda jikalau penanaman modal pada pada negeri dengan melibatkan petani,” jelas Eliza pada Kontan.co.id, Rabu (12/6).
Baca Juga:
Eliza menegaskan penanaman modal pertanian pada negeri sangat dibutuhkan agar habitat pertanian di dalam Nusantara efisien dan juga mampu membentuk tarif lebih tinggi baik dalam tingkat konsumen.
Dengan perbaikan ini, pemerintah juga sanggup mendapatkan timbal untung oleh sebab itu pertanian berubah menjadi salah satu sektor pendongkrak perekonomian nasional dikarenakan menerima banyak tenaga kerja.
Sebaliknya, jikalau pemerintah cuma berfokus pada penyediaan pangan terjangkau melalui pembelian perusahaan asing serta tiada memperhatikan kesejahteraan petani, maka kinerja perekonomian diprediksi bisa jadi anjlok.
“Sebab mesin lainnya seperti sektor sektor ketika ini mengalami deindustrialisasi dan juga proporsi tenaga kerja yang digunakan bekerja di dalam sana pun relatif sama, tak ada penambahan signifikan,” ungkap Eliza.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim sudah memperhitungkan secara matang rencana pembelian perusahaan beras Kamboja yang tersebut akan ditugaskan terhadap Bulog.
Jokowi menyebut, upaya ekspansi ke luar negeri melalui pembangunan ekonomi perusahaan plat merah ini lebih besar baik daripada semata-mata sekedar melakukan pembelian beras dari Kamboja.
Menteri Koordinator Biadng Kemaritiman dan juga Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan juga mengungkapkan sudah pernah membantu menindaklanjuti rencana pembelian beberapa sumber beras dalam Kamboja.
“Sekarang tinggal kita melakukan due diligence,” imbuh Luhut.
Baca Juga:
Luhut menegaskan langkah pengambilalihan ini harus direalisasikan sebab mewaspadai resiko dunia usaha global jangka pendek, kemudian dampaknya terhadap sektor ekonomi nasional.
Apalagi, konflik geopolitik terus memanas ke Timur Tengah antara negeri Israel serta Palestina. Bahkan, menurutnya konflik ini juga memiliki kemungkinan meluas.
“Jadi kompleksitas kesulitan di dalam Timur Tengah ini berubah jadi sangat tinggi. Menurut hemat saya akan berpengaruh terhadap tadi, bisa saja kesulitan transportasi, rute angkutan barang, yang digunakan akibatnya akan bermuara terhadap permasalahan harga-harga komoditas energi maupun pangan,” kata Luhut.
Cek Berita serta Artikel yang digunakan lain di
Artikel ini disadur dari Ketimbang Akuisisi Perusahaan Beras Kamboja, Lebih Baik Investasi di Dalam Negeri
Menasional.com menyajikan berita virtual dengan gaya penulisan bebas dan millenial. Wujudkan mimpimu, Menasional bersama kami