Java Jazz 2024 Jadi Event Pertama Pakai Gagasan Circular Economy

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Peluang Usaha Pariwisata dan juga Perekonomian Kreatif, Sandiaga Uno menyampaikan Java Jazz 2024 bermetamorfosis menjadi event pertama yang mana memakai konsep circular economy. Event tahunan ini juga terus-menerus melakukan perbaikan sehingga mampu menggalang kegiatan ekonomi berkelanjutan.

Untuk itu ia mengharapkan partisipasi masyarakat untuk bergabung dan juga pada green event akbar perdana ini.

“Mustahil kita buat green event kalau penduduk tak berpartisipasi. Hal ini adalah event pertama yang mana memakai konsep circular economy,” ungkap Sandi disitir Kamis (13/6/2024).

Untuk diketahui, Java Jazz merupakan event music yang dimaksud menghidupkan sektor kegiatan ekonomi kreatif. Harapannya dengan kesuksesan acara, dapat ada 3.000 event mirip diadakan dalam Nusantara sehingga dunia usaha kreatif sanggup meningkat 9,6-10,1%.

Kemenparekraf sendiri turut hadir sebagai pendukung Java Jazz Festival 2024 yang diselenggarakan pada 24-26 Mei ke JIExpo Kemayoran, Ibukota dengan mengusung tema Embracing Unity Through Music.

Sebagai salah satu event terbesar pada Asia Tenggara ini, Java Jazz 2024 juga menggalakkan green economy yang dimaksud berkelanjutan untuk menghurangi emisi gas rumah kaca.

Sandiaga mengungkapkan event ini disebut mengusung circular economy lalu green event sebab upaya-upaya nyata yang digunakan dilakukan. Misalnya saja, menyediakan kendaraan listrik, melarang pengaplikasian styrofoam, menyediakan tiga kategori tempat sampah, yakni residual waste, organic, food waste, kemudian recycle waste.

Selain itu, sampah dari event ini juga bukan hanya sekali menumpuk ke TPA, melainkan diolah berubah jadi pupuk. Java Jazz 2024 juga melakukan sosialisasi pentingnya menghurangi emisi gas rumah kaca, dan juga menurunkan pemakaian bungkus plastik.

Dalam kesempatan terpisah, President Director Java Festival Production, Dewi Gontha mengumumkan bahwa Java Jazz 2024 bekerja identik dengan organisasi bernama Greeners.co. di pengelolaan sampah.

“Mereka yang digunakan menjalankan sampahnya. Ada yang tersebut mampu diangkut sebanding dinas pertamanan untuk dijadikan pupuk. Di merchandise kita juga kita pelan-pelan ngilangin yang dimaksud bungkus-bungkus plastiknya,” rinci Dewi.

Sekadar informasi, Java Jazz berhasil mendatangkan 111.000 pengunjung, lebih banyak besar dibandingkan event sejenis yang semata-mata menantang 80.000 orang. Selain itu, sekitar 20% pengunjung adalah wisatawan mancanegara, diantaranya dari Malaysia, Filipina, AS, hingga Polandia.

Sebagai bagian dari green ekonomi, Java Jazz juga melibatkan banyak UMKM, juga yang digunakan tidaklah kalah penting, menghadirkan 11 panggung yang digunakan diisi oleh 120 pertunjukan dari 94 penampil.

Artikel ini disadur dari Java Jazz 2024 Jadi Event Pertama Pakai Konsep Circular Economy

You might also like
Follow Gnews