Indonesi pada waktu ini sedang mengalami bonus demografi pada mana bilangan penduduk usia produktif atau angkatan kerja (usia 15-64 tahun) mencapai 70,72%, lebih banyak besar dibandingkan usia nonproduktif (di bawah 5 tahun juga pada berhadapan dengan 64 tahun), berdasarkan data yang dilaporkan Kementerian Komunikasi serta Informatika pada 2020.
Momen ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk bersaing kemudian mempercepat kemajuan bangsa yang tersebut belaka dapat diraih apabila didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang mana cerdas kemudian berkualitas. Oleh lantaran itu, penting bagi pemerintah untuk terus menyokong minat lalu realisasi pembangunan ekonomi yang tiada hanya sekali fokus pada sektor riil, tetapi juga dalam sektor lembaga pendidikan lalu riset.
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) adalah sebuah lembaga yang dimaksud dicetuskan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesi Sri Mulyani Indrawati pada tahun 2011. Rencana infrastruktur institusi belajar serta riset yang mana diberikan oleh LPDP menyalurkan beragam beasiswa bagi ribuan peserta didik untuk menimba ilmu dalam perguruan tinggi di dan juga luar negeri.
Hingga Agustus 2023, LPDP telah dilakukan menyalurkan dana sebesar Simbol Rupiah 15 triliun dari total dana abadi atau endowment fund yang dikelola LPDP hingga akhir tahun 2023 sebanyak-banyaknya Simbol Rupiah 139,11 triliun. Dana bantuan yang disebutkan sudah digunakan untuk mendanai 10.159 putra-putri bangsa untuk menuntut ilmu di perguruan lebih tinggi dengan pembagian 6.633 siswa menempuh sekolah di di negeri juga 3.526 pelajar di dalam luar negeri.
Selama beberapa tahun dijalankan, program-program LPDP sudah menciptakan berbagai alumni yang tersebut mengukir prestasi. Salah satu alumni LPDP yang sukses di kariernya adalah Benazir Syahri yang dimaksud pada saat ini bekerja ke Sekretariat ASEAN.
Selain itu, terdapat juga Billy Mambrasar yang pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden RI. Pencapaian Benazir kemudian Billy adalah bukti anak muda Indonesia mampu bersaing dalam tingkat global dan juga peran pemerintah sangat strategis guna meraih kemajuan SDM bangsa.
Selain 10.159 peserta didik penerima beasiswa tersebut, dana LPDP juga dialokasikan terhadap penerima beasiswa dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, lalu Teknologi dengan jumlah agregat 75.902 penerima lalu dari Kementerian Agama dengan jumlah keseluruhan 27.575 penerima.
Guna menyokong kepentingan riset, pemerintah juga mengalokasikan dana LPDP dengan jumlah agregat lebih tinggi dari Simbol Rupiah 1,89 triliun untuk 2.463 proyek riset, Mata Uang Rupiah 1,18 triliun untuk 1.622 riset on–going, Rupiah 710 miliar untuk 841 riset selesai, juga Mata Uang Rupiah 110 miliar untuk pendanaan skema Studi juga Inovasi Negara Indonesia Maju (RIIM) dengan Badan Penelitian serta Inovasi Negara (BRIN) hingga Agustus 2023. Angka itu akan terus meningkat seiring bertambahnya proyek riset yang didanai.
Namun, upaya yang dimaksud ternyata masih belum cukup memadai mengingat Negara Indonesia masih tertinggal terpencil dari negara-negara forward pada hal pembangunan ekonomi riset dan juga pengembangan. Menurut Fakta Research and Development World (2023), Negara Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 40 negara dengan anggaran riset semata-mata sebesar US$ 8,2 miliar atau dengan rasio penganggaran riset terhadap Ekonomi Nasional paling rendah, yakni hanya saja sebesar 0,24 %.
Walaupun demikian, pada 15 November 2022, pemerintah RI melalui Otoritas Ibu Pusat Kota Nusantara (OIKN) menyetujui secara resmi nota kesepahaman dengan Stanford Doerr School of Sustainability, Stanford University, California, Amerika Serikat untuk merancang pusat riset ke IKN. Beberapa bidang riset yang tersebut akan dibangun antara lain pengelolaan air, pembangunan perkotaan yang berkelanjutan (sustainable urban development), lalu robotik.
Stanford Doerr School of Sustainability adalah sebuah sekolah ke Stanford University yang dimaksud berfokus pada pembaharuan iklim serta keberlanjutan. Sekolah ini juga meneliti berubah-ubah bidang ekstraksi kemudian pengembangan unsur bakar fosil.
Lebih luas lagi, Stanford University merupakan salah satu perguruan membesar paling bergengsi di dalam bumi yang tersebut telah dilakukan memunculkan sejumlah alumni penting. Semisal, Reed Hastings yang digunakan merupakan Co-Founder Netflix serta alumni acara kategori master Stanford. Demikian pula dengan Presiden ke-35 Amerika Serikat, John F. Kennedy, yang mana meraih gelar kejuaraan MBA di dalam Stanford University.
Dengan reputasi lalu kapabilitas yang tersebut dimiliki Stanford, kerja serupa itu tentu akan sangat bermanfaat bagi pengembangan riset lalu perubahan ke Indonesia. Hasil riset yang tersebut dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan IKN sebagai Smart Sustainable City yang digunakan pada akhirnya juga dapat diterapkan pada kota-kota lain ke Indonesia.
Hal yang dimaksud sangat memungkinkan mengingat Stanford Doerr School of Sustainability menduduki peringkat ke-3 sebagai acara earth science terbaik setelahnya Massachusetts Institute of Technology (MIT) menurut U.S. News & World Report pada tahun 2014.
Selain itu, pemerintah juga sedang menjajaki kerja mirip mirip dengan University of Leiden, Erasmus University, kemudian Delft University of Technology yang mana tergabung di LDE Alliance dari Belanda. Ke depannya, pusat-pusat riset cemerlang serta bergengsi diharapkan dapat diciptakan di IKN berkat kerja sejenis ini.
Oleh sebab itu, pemerintah RI harus terus menyokong partisipasi perguruan lebih tinggi baik pada serta luar negeri pada pengembangan riset juga perubahan di Indonesia. Dengan mengembangkan iklim pembangunan ekonomi institusi belajar melalui skema tax holiday ataupun tax allowance bagi institusi riset kemudian pengembangan di dalam Indonesia.
Skema yang dimaksud ditujukan agar perguruan besar papan melawan yang disebutkan tidak ada hanya sekali mengembangkan pusat kajian di Negara Indonesia tetapi juga memulai pembangunan kampus ke Indonesia. Dengan pembangunan ekonomi besar dalam bidang institusi belajar membesar kemudian riset yang melibatkan kolaborasi global, saya yakin Negara Indonesia bisa jadi mewujudkan SDM unggul yang digunakan mampu bersaing serta berinovasi.
Inilah kunci utama untuk mewujudkan Indonesi Emas dalam tahun 2045 dengan menjadi kekuatan sektor ekonomi globus yang digunakan besar juga berpengaruh.
Artikel ini disadur dari Investasi Riset dan Inovasi: Kunci SDM Berkualitas Demi Indonesia Cerdas