Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan hewan kurban tahun ini dikabarkan lesu atau tak setinggi tahun 2023 lalu. Menyembelih hewan kurban untuk dibagikan untuk warga yang membutuhkan adalah salah satu kebiasaan yang digunakan diwujudkan ketika merayakan Hari Raya Idul Adha.
Tahun ini, Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1445 Hijriah ditetapkan bertepatan pada 17 Juni 2024. Demikian menurut Organisasi Warga (Ormas) Muhammadiyah juga Nahdlatul Ulama (NU) juga pemerintah.
Penurunan transaksi jual beli hewan kurban ini diakui oleh penjual kurban. Seperti Sapi Nusantara yang dimaksud ketika ini miliki 70 ekor sapi juga 50 ekor kambing. Meski tinggal beberapa hari lagi mendekati Idul Adha, pelanggan hewan kurban dilaporkan masih sepi, lebih banyak rendah jikalau dibandingkan tahun 2023.
“Penjualan hewan kurban jelang Idul Adha tahun ini dibandingkan tahun tak lama kemudian lumayan terpencil berkurangnya. Tahun setelah itu kami bisa jadi jual sekitar 100 ekor sapi lalu kambing. Tahun ini hanya saja setengahnya. Ini adalah sudah ada beberapa hari jelang Idul Adha, baru beberapa ekor yang dimaksud terjual. Ada penurunan ekstrem dari tahun 2023,” kata Anis, perwakilan Sapi Nusantara, untuk CNBC Indonesia, Hari Jumat (14/6/2024).
Di area berbeda, Sukadin, tukang jualan hewan kurban, menuturkan hal serupa.
“Ada 46 ekor, yang mana terjual baru 37 ekor. Mungkin ini dunia usaha negara apa ekonomi wilayah Ibukota berkurang kali ya. Kalau dari langganan ada yang tersebut bilang nggak ada duit. Saya maklum saja, mungkin saja kekurangan untuk biaya hidup ya,” katanya.
Sementara itu, peniaga hewan kurban lainnya, Giyono menambahkan, penurunan pelanggan hewan kurban tahun ini memang benar berjauhan ke bawah tahun 2023, bahkan sebelum masa Pandemi Covid-19.
“Waktu Covid penjualan turun dikarenakan memang sebenarnya nggak berani melakukan pemotongan. Tapi tahun 2018 kami masih jual 200-an ekor per tahunnya. Memang belum ada pemulihan 100%, belum sanggup sampai 200 ekor. Tapi tahun ini nggak ada kenaikan dibandingkan tahun 2023,” ujarnya.
“Mungkin keadaan keuangan. Tapi saya lihat niat kurbannya masih ada. Cuma memang benar nggak bisa saja yang dimaksud gede, jadi dalam bawahnya. Jadi sedikit ukuran uangnya berkurang. Karena kalau kurban kan nggak boleh cari pinjaman, harus dari kocek sendiri, nabung sendiri. Jadi niat kurbannya masih,” tambah Giyono.
Foto: Penjualan hewan kurban di dalam Ibukota mendekati Idul Adha, hari terakhir pekan (14/6/2024). (CNBC Indonesi TV)
Penjualan hewan kurban dalam Ibukota mendekati Idul Adha, hari terakhir pekan (14/6/2024). (CNBC Tanah Air TV) |
Sebelumnya, Lembaga Studi Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksikan prospek kegiatan ekonomi kurban Nusantara tahun 2024 ini sebesar Simbol Rupiah 28,2 triliun yang tersebut berasal dari 2,16 jt pekurban (shahibul qurban).
Proyeksi yang dimaksud naik dari tahun setelah itu (2023) yang dimaksud diestimasikan mencapai Simbol Rupiah 24,5 triliun dari 2,08 jt khalayak pekurban. Artinya, ada kenaikan sekitar 80 ribu pekurban pada tahun 2024 ini.
“Dari 2,16 jt keluarga muslim berdaya beli besar yang tersebut berkemungkinan berubah menjadi shahibul qurban, permintaan hewan kurban terbesar adalah kambing-domba sekitar 1,21 jt ekor, sedangkan sapi-kerbau sekitar 587 ribu ekor,” kata Tira Mutiara, Peneliti IDEAS pada keterangan tertulisnya.
Dengan asumsi berat kambing-domba antara 20-80 kg dengan berat karkas 41 persen dan juga berat sapi-kerbau antara 250-750 kg dengan berat karkas 57 persen, maka prospek ekonomi kurban 2024 dari sekitar 1,79 jt hewan ternak ini setara dengan 117,2 ribu ton daging.
Artikel Selanjutnya Simak! Pantauan Harga Bahan Pokok Jelang Idul Adha
Artikel ini disadur dari Efek Anak Sekolah dan Kondisi Ekonomi, Penjualan Hewan Kurban 2024 Lesu