Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) Wilayah Bali Nusa Tenggara menggelar Dialog Kebangsaan bertema “Supremasi Gerakan Mahasiswa Nahdliyin Pasca Pemilu 2024”. Acara tersebut berlangsung di Gedung Auditorium Badaruddin Lantai 4 Universitas Qamarul Huda Badaruddin Bagu, Lombok Tengah, NTB.
Sejumlah tokoh turut berperan sebagai pembicara, antara lain Gus Wahyu Al-Fajri dari Presidium Nasional BEM PTNU, Lalu Al Faruq Presiden Maha UNIQHBA, dan Zainal Ari Suranadi selaku presiden mahasiswa IAIQH Bagu Lombok Tengah.
Dalam sambutannya, koordinator wilayah, Syamsul Rizal, mengajak seluruh elemen mahasiswa untuk bersinergi dalam mengawal pasca pemilu 2024, mengingat peran strategis mahasiswa dalam mengawal hasil pemilu serentak tersebut.
Gus Wahyu, selaku pembicara sekaligus jubir muda Mahfud MD, menyampaikan kepada para mahasiswa Universitas Qamarul Huda Badaruddin bahwa refleksi dari pemimpin yang baik tidak terlepas dari masyarakat yang memilihnya.
Mahasiswa, sebagai agen perubahan sosial, memiliki potensi untuk mengubah praktik politik yang cenderung menyalahgunakan kekuasaan, seperti praktik politik uang atau perilaku destruktif lainnya.
Presiden mahasiswa UNIQHBA, dalam pembahasannya tentang supremasi gerakan, menekankan perlunya merejuvenasi gerakan mahasiswa untuk melawan permainan kekuasaan yang mengarahkan negara hukum menjadi negara kekuasaan.
Presiden mahasiswa IAIQH menyoroti dilema propaganda dari pemilu yang menuntut mahasiswa untuk bijak dalam menempatkan posisi pasca pemilu demi mencapai Indonesia Emas 2045.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BLK Lombok Tengah, Dedet Zultahuzzalam, S.IP, MM, memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara Dialog Kebangsaan tersebut dan meyakini peran mahasiswa dalam membantu pemerintah menyelesaikan berbagai masalah di tengah masyarakat dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.