Golkar: Defisit APBN Diperlebar atau Dikecilin Tergantung Prabowo

Jakarta, CNBC Indonesia – Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Golkar Mukhamad Misbakhun memastikan, pengawasan terhadap penetapan defisit anggaran pendapatan serta belanja negara (APBN) 2025 yang tersebut berada dalam disusun Pemerintahan Presiden Joko Widodo akan dikerjakan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Keuangan Negara.

Ia mengatakan, di UU Keuangan Negara di pasal penjelasan Pasal 12 ayat 3 telah disebutkan defisit anggaran batas maksimalnya ialah 3% dari Sistem Domestik Bruto (PDB) dengan jumlah keseluruhan pinjaman dibatasi maksimal 60% dari PDB. Sementara itu, rancangan awal pada defisit APBN 2025 sebesar 2,45%-2,82% walaupun lebih lanjut besar dari target APBN 2024 2,29%.

Meski memiliki kemungkinan ada APBN Perubahan (APBNP), dikarenakan anggaran 2025 itu akan dilaksanakan pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Misbakhun meyakini, pemerintahan mendatang masih akan tetap taat pada ketentuan defisit UU, sehingga batas defisitnya tidak ada akan jauh-jauh dari batasannya.

“Ya itu UU masih itu, saya yakin pak Prabowo adalah pribadi presiden yang dimaksud taat terhadap UU, akibat sumpahnya begitu,” ujar Misbakhun ketika ditemui ke Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/5/2024).

Kendati begitu, Misbakhun menekankan, hitungan defisit bukanlah satu-satunya indikator yang digunakan menunjukkan bahwa APBN itu telah terjadi terkelola dengan baik, sebab menurutnya sejumlah negara ke bola ini yang hitungan defisitnya sangat jauh ke melawan Indonesia dan juga masih mempunyai peringkat utang yang tersebut lebih besar lebih tinggi berbeda dengan Indonesia. Ia menggambarkan negara itu ialah Amerika Serikat.

“Dalam berbagai praktek defisit itu bukanlah satu-satunya ukuran tentang APBN, kalau kemudian itu mau diperlebar atau kemudian dikecilin pada pengertian apapun Pak Prabowo adalah presiden terpilih oleh rakyat, beliau diberi kewenangan oleh rakyat untuk berubah menjadi presiden, kemudian menentukan arahnya APBN akan dibuat seperti apa,” ucap Misbakhun.

Ia pun tak mempermasalahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani was-was APBN 2025 akan membengkak sebab adanya APBN Perubahan nantinya. Sebab, yang digunakan bermetamorfosis menjadi menteri keuangan ke depan menurutnya akan ditunjuk oleh Prabowo, lalu belum tentu Sri Mulyani mampu kembali menjabat sebagai menteri keuangan.

“Bu Sri Mulyani mau ngomong apapun itu sah selama beliau masih menkeu, dan juga kemudian ada menkeu nanti Pak Prabowo menunjuk siapa apa masih kekal Bu Sri Mulyani? itu Pak Prabowo saya yakin punya policy sendiri tentang bagaimana mendesain APBN menurut visi misi serta tujuannya,” kata Misbakhun.

Ia pun menegaskan, bila nantinya APBNP terjadi, pasti akan digunakan Prabowo untuk memasukkan program-program prioritasnya, sebab ketika ini APBN yang dimaksud disusun untuk 2025 disusun oleh pemerintahannya Presiden Jokowi, bukanlah Prabowo sebagai presiden terpilih lima tahun mendatang.

Misbakhun juga meminta-minta supaya defisit APBN 2025 tidak ada berubah menjadi persoalan yang dimaksud digunakan pemodal untuk memengaruhi penilaian terhadap peringkat utang Indonesia. Sebab, ia memastikan, selama bermetamorfosis menjadi pengawas pemerintah pada DPR belum ada satupun utang jatuh tempo yang mana telat dibayar oleh pemerintah.

“Apa yang tersebut wajib ditakutkan, Tanah Air itu pada level rating berapapun satu detik bukan pernah menunda bayar utang. Tanah Air rating BBB dengan Amerika Serikat AAA identik levelnya, satu detik RI tak pernah membayar bunga utang ke para bonds holder 1 detik pun tidaklah pernah,” tuturnya.

“Walaupun ri di level rating berbeda dengan mereka, terus apa yang dimaksud membedakannya. Negeri Paman Sam yang digunakan pertempuran di dalam mana-mana terus selalu menghadapi hambatan government shutdown dan juga debt ceiling, kita tak pernah debat mengenai debt ceiling dan juga sebagainya,” tegas Misbakhun.

Sebagaimana diketahui, Morgan Stanley menurunkan peringkat pembangunan ekonomi ke pangsa modal Tanah Air sebab alasan pelemahan rupiah lalu beban fiskal yang mana menantang jelang pelantikan presiden terpilih RI 2024-2029 Prabowo Subianto. Morgan Stanley menurunkan peringkat pangsa saham RI berubah menjadi “underweight” yang tersebut berarti alokasi perusahaan Indonesia pada portofolio lingkungan ekonomi Asia serta negara mengalami perkembangan milik merekan akan dikurangi.

Morgan Stanley juga mengungkapkan kegiatan kerja Prabowo Subianto dapat berubah menjadi tantangan tersendiri pada penanaman modal pada lingkungan ekonomi modal RI. Menurut Morgan Stanley janji kampanye Prabowo Subianto, seperti kegiatan makan siang dan juga susu gratis untuk pelajar, dapat menyebabkan “beban fiskal yang besar.” Hal yang dimaksud semakin diperparah oleh prospek pendapatan Nusantara juga memburuk, berdasarkan pertimbangan mereka.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun sebelumnya sudah pernah menerbitkan pernyataan terkait adanya peluang pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto mengubah APBN 2025 yang digunakan sekarang sedang disusun pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Sri Mulyani mengatakan, APBNP sebetulnya mekanisme yang mana telah lama diatur di Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007, yang digunakan memberi kewenangan terhadap presiden terpilih untuk melakukannya inovasi terhadap APBN yang dimaksud sudah pernah disusun oleh pemerintahan Jokowi untuk 2025.

“Sebetulnya mekanisme APBNP diatur pada UU jadi apapun yang digunakan akan direalisasikan tentu itu diskresi serta kewenangan dari pemerintah baru mengenai bagaimananya,” ucap Sri Mulyani.

“Namun kami ini pada menjalankan tugas hari ini untuk susun APBN 2025 kita juga terus berkoordinasi, komunikasi dengan kelompok yang mana disampaikan Pak Prabowo sehingga kita juga coba pahami kemudian desainnya sesuai dengan yang digunakan disampaikan, janji-janji maupun bermacam programnya,” ucap Sri Mulyani.

Meski ada mekanisme APBNP yang mana diatur di UU, Sri Mulyani permanen menegaskan bahwa APBN harus dikelola kesehatannya dengan baik dan juga dijaga keberlangsungannya untuk pembangunan jangka panjang. Sebab, apabila APBN tak dikelola dengan baik kemudian dilaksanakan cuma untuk menjalankan suatu inisiatif tanpa memperhatikan kesinambungannya semata-mata akan menciptakan krisis bagi suatu negara.

“Jangan sampai mengakomodasi begitu sejumlah persoalan terus APBN-nya juga dipaksa melakukan yang pada luar kemampuannya sehingga APBN menjadi jebol sendiri,” ucap Sri Mulyani.

Sri Mulyani menggambarkan salah satu bukti tiada terjaganya APBN dengan baik hingga menyebabkan suatu negara krisis muncul pada Argentina. Pada abad ke 19, ia mengatakan, sebetulnya ekonomi Argentina sangat forward hingga menjadikannya negara kaya, namun akibat APBN nya tak dikelola dengan baik hingga menyebabkan defisitnya terus membengkak memproduksi negara itu sekarang ini malah mengalami masalah ke pada middle income trap.

“Mungkin bapak-bapak ibu sekalian dapat lihat seperti Argentina, itu pada 100 tahun beliau berapa kali mengalami krisis serta terus-menerus sumbernya dari APBN yang digunakan tiada sustainable, sehingga Argentina kalau abad 19 awal termasuk negara kaya kemudian paling maju, sekarang mengalami setback. Ini adalah yang mana akan terus kami berinteraksi oleh sebab itu APBN ditetapkan dengan serangkaian politik, kita juga harus melalui tahapan urusan politik yang digunakan proper juga,” tutur Sri Mulyani

Artikel ini disadur dari Golkar: Defisit APBN Diperlebar atau Dikecilin Tergantung Prabowo

Menasional.com menyajikan berita virtual dengan gaya penulisan bebas dan millenial. Wujudkan mimpimu, Menasional bersama kami

You might also like
Follow Gnews